DINASTI AL-MURABITHUN
(448H/1056M-541H/1147M)
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan Bani Ziridiyah (tahun 1148 M)
dan Hammadiyah (tahun 1152 M), kemudian muncul penguasa baru yaitu
Al-Murabithun. Al-Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan keagamaan yang
muncul pada awal pertengahan abad ke-5 Hijriyah, dipimpin oleh seorang tokoh
agama dari Qairawan bernama Abdullah ibn Yasin.[1]
Nama Al-Murabithun diambil dari nama tempat belajar yang dibangunnya
di negeri Niger (Senegal) sebelah barat suku Lamtunah yang disebut ribath.
Mereka juga disebut dengan al-Mulaththimun, karena tradisi mereka
memakai litham (semacam tudung atau cadar) di bagian muka mereka untuk
melindungi diri dari terik matahari dan cuaca dingin.
Setelah berhasil memasukkan pengaruhnya di antara suku-suku Sanhaja,
Abdullah ibn Yasin tidak hanya mengajarkan agama Islam dan membimbing
peribadatan mereka saja, tetapi juga menghimpun dan melatih mereka menjadi satu
kekuatan untuk melakukan jihad melawan orang-orang kafir. Setelah itu suku-suku
Judalah, Missufah, Lamtunah, Mahmunah, Tikalatah dan daerah-daerah sekitarnya
berhasil dikuasai. Pada giliran berikutnya, al-Murabithun mulai mengarahkan
pergerakannya dari keagamaan semata-mata menjadi pergerakan politik dan
kemiliteran. Urusan politik dan administrasi keuangan dipegang langsung oleh
Abdullah ibn Yasin, sedangkan urusan kemiliteran dipercayakan kepada Yahya ibn
Umar, salah seorang murid setianya dari suku Lamtunah.[2]
Menurut Taufiqurrahman, sebab-sebab berdirinya dinasti ini di
antaranya adalah: 1)Timbulnya pertentangan antara kerajaan Ghannah dan
Mulatstsimun, yang menimbulkan kekacauan ekonomi; 2) Adanya semangat keagamaan
yang menggelora pada diri orang-orang Murabithun; 3) Adanya keinginan suku-suku
di Sahara untuk tetap bernaung di bawah kekhalifahan Abbasiyah; 4)Adanya
serangan yang dilancarkan orang Kristen terhadap daerah kekuasaan Islam.[3]
B. Murabithun Atau Al
Murawiyah Di Afrika Utara Dan Spanyol (1056-1147 M)
Murabithun atau
Al–Murawiyah merupakan salah satu Dinasti Islam yang berkuasa di Maghrib. Murabithun
atau Almoravid adalah dinasti Berber yang berasal dari Sahara dan menyebar di wilayah Afrika Barat-Laut dan semenanjung Iberia
selama abad ke-11. Dibawah dinasti Moor, kekaisaran ini terbentang dari Maroko,
Sahara
Barat, Gibraltar, Tlemcen
(di Aljazair),
Senegal,
Mali,
Spanyol
dan Portugal.[4]
Nama Al- Murabithun (yang secara harfiyah
artinya adalah orang-orang yang tinggal di benteng tapal batas) berkaitan
dengan nama tempat tinggal mereka yang pada awalnya mereka menempati ribat
(benteng) di mulut sungai Senegal, dan dari sini prajurit-prajurit iman
menyebarkan bentuk Islam yang sederhana dan fundamentalis melalui Sudan barat.[5]
Asal-usul dinasti ini dari Lamtunah, salah satu dari suku Sanhaja, Mereka juga
disebut al-Mulassimun (orang-orang bercadar).
Pada abad ke-11 pemimpin Sanhaja, Yahya bin
Ibrahim, melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Dan sekembalinya dari Arabia, ia
mengundang Abdullah bin Yasin seorang alim terkenal di Maroko, untuk membina
kaumnya dengan keagamaan yang baik, kemudian beliau dibantu oleh Yahya bin Umar
dan saudaranya Abu Bakar bin Umar. Perkumpulan ini berkembang dengan cepat ,
sehingga dapat menghimpun sekitar 1000 orang pengikut.[6]
Di bawah pimpinan Abdullah bin Yasin dan
komando militer Yahya bin Umar mereka berhasil memperluas wilayah kekuasaannya
sampai ke Wadi Dar’ia, dan kerajaan Sijilmasat (tahun 447 H/1055M)[7]
yang dikuasai oleh Mas’ud bin Wanuddin. Ketika Yahya bin Umar meninggal Dunia
(tahun 448H/1056)[8],
jabatannya diganti oleh saudaranya, Abu Bakar bin Umar, kemudian ia menaklukkan
daerah Sahara Maroko. Setelah diadakan penyerangan ke Maroko tengah dan selatan
selanjutnya menyerang suku Berghwata yang menganut paham bid’ah. Wilayah
selatan Maroko, Negara Sus, Aghmat dan Berghwata dapat ditakhlukkan tahun 452H[9]. Dalam penyerangan ini Abdullah bin Yasin
wafat (1059 M). Sejak saat itu Abu Bakar memegang kekuasaan secara penuh dan ia
berhasil mengembangkannya, dan dari sini pula diyakini sebagai awal dari sistem
kesultanan.[10]
Abu Bakar berhasil menaklukkan daerah Utara
Atlas Tinggi dan akhirnya ia dapat menaklukkan daerah Marrakech (Maroko).
Kemudian ia mendapat berita bahwa Buluguan, Raja Kala dari Bani Hammad
mengadakan penyerangan ke Maghrib dengan melibatkan kaum Sanhaja. Mendengar
berita itu ia kembali ke Sanhaja untuk menegakkan perdamaian. Setelah berhasil
memadamkan, tahun 453H ia menyerahkan kekuasaanya kepada Yusuf bin Tasyfin, sedang
ia sendiri mengembara di Sahara sampai wafatnya tahun 480 H. Tahap Murabithun
sebagai Negara agama secara formal dimulai saat Yusuf ibn Tasyfin memimpin
murabithun dengan pemerintah layaknya sebuah negara.[11]
Pada tahun 1062 M, Yusuf bin tasyfin
mendirikan ibu kota di Maroko. Dia berhasil menaklukkan Fez (1070 M) dan
Tangier (1078 M). Pada tahun 1080-1082 M, ia berhasil meluaskan wilayah sampai
ke Al Jazair. Dia mengangkat para pejabat Al-Murabithun untuk menduduki jabatan
Gubernur pada wilayah taklukannya, sementara ia memerintah di Maroko.[12]
Dinasti ini mengambil Marakesh menjadi
ibukota Murabithun dengan kekuasaan meliputi wilayah Maroko hingga Spanyol.
Hubungan dinasti dengan kekhalifahan Abbasiyah sangat erat bahkan mereka sangat
loyal terhadap kekhalifahan Abbasiyah dan tunduk pada kekuasaannya dengan tidak
memakai gelar Amir al-Mukminin yang merupakan gelar khalifah di Baghdad.
Menurut Yusuf ibn Tasyfin khalifah di Baghdad lah satu-satunya yang berhak atas
gelar itu. Hal ini disebabkan nasab mulia yang ada pada mereka sebagai penguasa
Makkah dan Madinah sedang Yusuf hanya sebatas juru dakwah mereka.[13]
Sebagai negara atas dasar agama, Yusuf ibn
Tasyfin yang memerintah 453-500 H tetap konsisten dalam berjihad memberantas
kemungkaran yang terjadi di kalangan internal kekuasaan Islam atau peperangan
yang dikobarkan oleh pihak Kristen. Dalam soal memberantas kemungkaran internal
masyarakat Islam, ketika melihat perilaku Muluk al Thawaif yanmg bermewah-mewah
dengan harta yang diambil dari pajak memberatkan rakyat, Yusuf menyarankan
mereka untuk berbuat baik. Ketika mereka menolah, kecuali Ibn Ibad, akhirnya
Yusuf menyerang kota-kota mereka satu-persatu dan menguasai Andalusia tahun 459
H tunduk pada pemerintahan dinasti Murabithun di Afrika Utara. Sedang perilaku
politik negara agama Murabithun yang dilakukan oleh Yusuf terhadap orang
Kristen adalah dengan melakukan penyerangan terhadap mereka.[14]
Yusuf bin Tasfin meninggalkan Afrika pada
tahun 1086 M. Konon wilayah kekuasaan Islam di Andalusia pada masa-masa abad
ke-11 itu nyaris direbut oleh Raja Alfonso VI dari Kerajaan Castilia. Untunglah
pasukan tentara Muslim dari Afrika Utara, pimpinan Yusuf bin Tasyfin tadi yang
diundang Al-Mu'tamid bin Abbas, Amir Cordoba, segera datang menyelamatkan
wilayah itu.[15] Dalam
pertempuran hebat yang terjadi di Zallaqah pada 23 Oktober 1086, pasukan
tentara Islam (sekitar 20.000orang ) [16]
itu memukul mundur pasukan Castilia. dan memperoleh kemenangan besar atas
Alfonso VI (Raja Castile Leon) dan Yusuf bin Tasfin mendapat dukungan dari
Muluk At-Thawa’if dalam pertempuran di Zallaqah.[17]
Dari sini penakhlukkan Murabithun diteruskan ke Granada dan Malaga, setelah
diundang kembali untuk melawan raja Kristen tahun 1088.[18]
Ketika Yusuf bin Tasfin meninggal Dunia, ia
mewariskan kepada anaknya, Abu Yusuf bin Tasyfin. Warisan itu berupa kerajaan
yang luas dan besar terdiri dari negeri-negeri Maghrib, bagian Afrika dan
Spanyol. Ali ibn Yusuf melanjutkan politik pendahulunya dan berhasil
mengalahkan anak Alfonso VI (1108 M). Kemudian ia ke Andalusia merampas
Talavera Dela Rein. Lambat laun Dinasti Al- Murabithun mengalami kemunduran
dalam memperluas wilayah. Kemudian Ali mengalami kekalahan pertempuran di
Cuhera (1129 M). kemudian ia mengangkat anaknya Tasyfin bin Ali menjadi
Gubernur Granada dan Almeria. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menguatkan
moral kaum Murabithun untuk mempertahankan serangan dari raja Alfonso VII.[19]
Dinasti Al- Murabithun memegang kekuasan
selama 90 tahun, dengan enam orang penguasa yaitu :
1.
Abu Bakar bin Umar (1056-1061 M)
2. Yusuf
bin Tasyfin (1061-1107 M)
3.
Ali bin Yusuf (1107-1143 M)
4.
Tasyfin bin Ali (1143-1145 M)
5.
Ibrahim bin Tasfin
6.
Ishak bin Ali.[20]
Masa terahir Dinasti Al-Murabithun tatkala
dikalahkan oleh Dinasti Muwahiddun yang dipimpin oleh Abdul Mun’im. Dinasti
Muwahiddun menaklukkan Maroko pada tahun 1146-1147 M yang ditandai dengan
terbunuhnya penguasa Al-Murabithun yang terakhir, Ishak bin Ali.
C. Kemajuan yang di Capai Dinasti Murabithun
Dinasti Murabbitun memegang kekuasaan selama
90 tahun dengan enam orang penguasa yang telah disebutkan di atas. Murabbitun
memegang peran penting mempersatukan bangsa Barbar dalam satu kesatuan.
Dinasti Murabbitun banyak mengalami kemajuan di bidang ilmu pengetahuan
arsiktektur bangunan masjid.[21]
Daulah inilah yang pertama membuat dinar
memakai huruf Arab dengan tulisan Amir al-Mu’minin dibagian depan mencontoh
uang Abbasiyah dan bertuliskan kalimat iman dibagian belakang.
Terkait dengan ekonomi, di bawah kekuasaan
Yusuf berkembang dengan pesat. Ia dapat mengumpulkan penghasilan untuk negara
sebesar 120.000 pound emas. Ia juga menghapus pajak karena tidak ada perintah
dalam Al-Qur’an. Dan kehidupan amat murah dan bersahaja sedang masyarakat
menikmati kedamaian. Kehadiran agama Kristen dan Yahudi sedikit sulit namun
mereka menikmati kebebasan beragama, tapi tidak boleh mendirikan gereja atau
sinagong. Kebebasan berpikir pada zamannya dihalang-halangi, mereka menentang
teologi dan sufisme. Dinasti Murabithun merupakan dinasti Sunni dengan mazdhab
hukumnya Maliki. Namun dalam soal dekorasi bentuk puisi populer dan lagu
berkembang.[22]
D. Kemunduran dan Kehancuran Kekuasaan
Murabithun
Dinasti ini mengalami kemunduran dan
kehancuran pada tahun 541 H. Sebab-sebab kehancuran mulai terasa ketika Ali,
anak Yusuf menduduki jabatan Amir, karena tidak secakap ayahnya. Ia banyak
menggunakan waktunya untuk beribadah, didominasi istrinya. Hal ini membuat
masyarakat tidak bergembira, bangsawan berebut kekuasaan, tentaranya ceroboh,
orang kaya Berber mengikuti jalan syetan.[23]
Adapun secara terperinci, diantara faktor-faktor
penyebab runtuhnya pemerintahan dinasti Murabbitun adalah:
1. Lemahnya disiplin tentara dan meraja lelanya korupsi yang
melahirkan disintegrasi.
2. Berubahnya watak keras pembawaan Barbar menjadi lemah ketika
memasuki kehidupan Maroko di Andalus yang mewah.
3. Mereka memasuki Andalus ketika kecemerlangan intelektual kalangan
Arab telah mengganti kesenangan berperang.
4. Kontak dengan peradapan sedang menurun dan tidak siap mengadakan
asimilasi.
5. Dikalahkan oleh dinasti dari rumpun keluarganya sendiri, al-Muwahidun[24]
Sedangkan menurut Abdul Hamid, sebagaimana
yang dikutip oleh Taufiqurrahman, kehancuran Murabithun disebabkan juga
diantaranya karena: 1) ketidaksukaan sekelompok kalangan terdidik dari
Andalusia terhadap pemerintahan Murabithun yang dianggap keras, bodoh, tidak
bisa memahami sastra budaya, menolak filsafat dan kalam dan hanya mengagungkan
fiqih dan tafsir. Sifat inilah yang menyulut kebencian orang-orang Andalusia;
2) Murabithun tidak bisa mempertahankan sikap keberanian, kekuatan, kefanatikan
pada agama. Hal ini dapat dilihat setelah 20 tahun menguasai Andalusia mereka
menjadi pemalas, pemabuk, pemuas hawa nafsu, perampok dan pencuri dan
penuasanya bergelimang dengan kecantikan wanita disamping figalanya ambisius.[25]
KESIMPULAN
Dinasti Murabbitun pada
mulanya adalah sebuah gerakan agama di Afrika Utara yang didirikan oleh
Abdullah ibn Yasin. Pada tahun 1062 M, Yusuf ibn Tasyfin yang diserahi
pemerintahan pada masa selanjutnya, berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang
berpusat di Marakesh. Ia masuk ke Spanyol atas undangan penguasa-penguasa Islam
yang tengah mempertahankan kekuasaannya dari serangan raja-raja kristen.
Dinasti Al- Murabithun
memegang kekuasan selama 90 tahun, dengan enam orang penguasa yaitu : Abu Bakar bin Umar (1056-1061 M), Yusuf bin Tasyfin (1061-1107 M), Ali bin Yusuf (1107-1143 M), Tasyfin bin Ali (1143-1145 M), Ibrahim
bin Tasfin dan Ishak bin Ali.
Dinasti ini mengalami
kemajuan di bidang ilmu pengetahuan arsiktektur bangunan masjid. Selain itu
daulah inilah yang pertama membuat dinar memakai huruf Arab dengan tulisan Amir
al-Mu’minin dibagian depan mencontoh uang Abbasiyah dan bertuliskan kalimat
iman dibagian belakang. Dinasti ini mengalami kemunduran dan kehancuran pada
tahun 541 H.
faktor-faktor penyebab
runtuhnya pemerintahan dinasti Murabbitun adalah: 1) Lemahnya disiplin tentara
dan meraja lelanya korupsi yang melahirkan disintegrasi; 2)Berubahnya watak
keras pembawaan Barbar menjadi lemah ketika memasuki kehidupan Maroko di
Andalus yang mewah; 3)Mereka memasuki Andalus ketika kecemerlangan intelektual
kalangan Arab telah mengganti kesenangan berperang; 4)Kontak dengan peradapan
sedang menurun dan tidak siap mengadakan asimilasi; 5)Dikalahkan oleh dinasti
dari rumpun keluarganya sendiri, al-Muwahidun
Dinasti Muwahiddun
menaklukkan Maroko pada tahun 1146-1147 M yang ditandai dengan terbunuhnya
penguasa Al-Murabithun yang terakhir, Ishak bin Ali.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung dkk, Sejarah
Peradaban Islam,(Yogyakarta: Lesfi, 2009).
Taufiqurrahman,
Sejarah Social Politik Masyarakat Islam, (Surabaya: Pustaka Islamika,
2003).
Bosworth , C.E., Dinasti-Dinasti
Islam, (Bandung: Mizan, 1993).
Munir Amin, Syamsul, Sejarah
Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2009).
http://koran.republika.co.id/koran/0/129539/Dinasti_Al_Murabitun
http://kitabercerita.wordpress.com/2009/10/30/perkembangan-islam-di-spanyol/
http://dheo-education.blogspot.com/2008/07/dinasti-murabithun-dan-muwahidhun.html
http://solikahspt.blogspot.com/2011_01_01_archive.html.
http://id.wikipedia.org/wiki/Murabitun
[1] Dudung Abdurrahman,dkk, Sejarah Peradaban Islam,(Yogyakarta:
Lesfi, 2009),hal. 227.
[2] Ibid.,
[3] Taufiqurrahman, Sejarah Social Politik Masyarakat Islam,
(Surabaya: Pustaka Islamika, 2003), hal. 169.
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Murabitun
[5] C.E. Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam, (Bandung: Mizan,
1993), hal. 50.
[6] Syamsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:
Amzah, 2009), hal 268.
[7] Dudung Abdurrahman,dkk, Sejarah Peradaban Islam,(Yogyakarta:
Lesfi, 2009),hal. 227.
[8] Ibid.,
[9] Taufiqurrahman, Sejarah Social Politik Masyarakat Islam,
(Surabaya: Pustaka Islamika, 2003), hal. 168.
[10] Ibid.,
[11] Ibid.,
[12] http://koran.republika.co.id/koran/0/129539/Dinasti_Al_Murabitun
[13] Ibid., hal. 169.
[14] Ibid., hal 170.
[15] http://kitabercerita.wordpress.com/2009/10/30/perkembangan-islam-di-spanyol/
[16] Taufiqurrahman, Sejarah Social Politik Masyarakat Islam,
(Surabaya: Pustaka Islamika, 2003), hal. 170.
[17] http://dheo-education.blogspot.com/2008/07/dinasti-murabithun-dan-muwahidhun.html
[18] Taufiqurrahman, hal. 170.
[19] http://koran.republika.co.id/koran/0/129539/Dinasti_Al_Murabitun
[20] http://dheo-education.blogspot.com/2008/07/dinasti-murabithun-dan-muwahidhun.html
[21] http://solikahspt.blogspot.com/2011_01_01_archive.html
[22] Taufiqurrahman, hal 170.
[23] Taufiqurrahman, hal. 171.
[24]http://solikahspt.blogspot.com/2011_01_01_archive.html.
[25] Taufiqurrahman, hal. 171.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar