Powered By Blogger

Selasa, 22 November 2011

"PUSAT-PUSAT PERADABAN ISLAM I (Makkah, Madinah, Baghdad dan Kairo)"


PUSAT-PUSAT PERADABAN ISLAM I
(Makkah, Madinah, Baghdad dan Kairo)

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam konteks peradaban, islam mampu menampilkan peradaban baru yang esensinya berbeda dengan peradaban sebelumnya. Peradaban yang ditinggalkan nabi Muhammad ini misalnya, sangatlah berbeda dengan peradaban Arab pada masa jahiliyah. Dengan demikian, islam telah melahirkan revolusi kebudayaan dan peradaban. Peradaban islam berkembang sangat maju dalam percaturan peradaban dunia bahkan jauh sebelum kebangkitan Eropa, sehingga muncullah kawasan-kawasan pusat peradaban islam yang masing-masing memiliki karakteristik sesuai dengan kondisi sosial budaya dan politik yang mendukungnya. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang pusat-pusat peradaban di dunia islam yang meliputi wilayah Makkah, Madinah, Baghdad dan Kairo.


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Makkah
Makkah menjadi tempat yang bersejarah bagi kalangan muslim, bukan hanya karena ia menjadi tempat kelahiran Muhammad SAW. Ia juga menjadi sangat istimewa, karena disitulah wahyu pertama diturunkan.[1] Kota Mekkah terletak sekitar 600 km sebelah selatan kota Madinah, kurang lebih 200 km sebelah timur laut kota Jeddah. Kota ini merupakan lembah sempit yang dikelilingi gunung gunung dengan bangunan Ka'bah sebagai pusatnya.
Ø  Sejarah
Ditinjau dari sejarahnya, perkembangan kota Mekkah tidak terlepas dari keberadaan Nabi Ismail dan Hajar sebagai penduduk pertama kota ini yang ditempatkan oleh Nabi Ibrahim atas perintah Allah. Pada perkembangannya muncul orang orang Jurhum yang akhirnya tinggal di sana. Pada masa berikutnya kota ini dipimpin oleh Quraisy yang merupakan kabilah atau suku yang utama di Jazirah Arab karena memiliki hak pemeliharaan terhadap Ka'bah. Suku ini terkenal dalam bidang perdagangan bahkan pada masa itu aktivitas dagang mereka dikenal hingga Damaskus, Palestina dan Afrika. Tokoh sebagai kepala kabilah Quraisy adalah Qussai yang dilanjutkan oleh Abdul Muthalib.
Pada tahun 571, Nabi Muhammad keturunan langsung dari Nabi Ismail serta Qussai, lahir di kota ini dan tumbuh dewasa. Pertama kali menerima wahyu dari Allah namun ajarannya ditolak kaumnya yang saat itu masih berada dalam kegelapan pemikiran (Jahilliyah) sehingga berpindah ke Madinah. Setelah Madinah berkembang, akhirnya nabi Muhammad kembali ke Mekkah dalam misi membebaskan kota Mekkah yang dikenal dengan (Fathul Makkah).[2]
Pada masa selanjutnya Mekkah berada di bawah administrasi Khulafaur Rasyidin yang berpusat di Madinah, serta para Khalifah yang saat itu berkuasa di Damaskus (Dinasti Ummayyah), Bagdad (Dinasti Abbasiyah) dan Turki (Usmaniyah). Kemudian setelah hancurnya sistem kekhalifahan, kota ini disatukan di bawah pemerintahan Arab Saudi oleh Abdul Aziz bin Saud.[3]
Ø  Makkah sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan Agama Islam
Makkah menjadi pusat kajian ilmu-ilmu keagamaan, khususnya pusat kajian ilmu hadis dan fiqh.[4] Para ulama Mujtahidin, seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Syafi’i dan Ibnu Hanbal, Ibnu Qayyim, Imam Nawawi, Ibnu Hajar al-Haitami, Ibnu Hajar al-Asqalani serta banyak lagi ulama’ besar lainnya, pernah mengenyam pendidikan di Makkah.[5] Sebagai pusat agama islam kota ini memiliki pusat-pusat pendidikan dan pengajaran agama Islam. Pendidikan formal telah mulai dikembangkan sejak akhir periode Utsmani perlahan terus sampai kemudian pada tahun 1912, Muhammad Ali Zaynal Ridha, seorang pedagang dari Jeddah, mendirikan Madrasah al-Falah di Mekkah. Sampai pada tahun 2005, di Mekkah terdapat 532 sekolah umum untuk pria dan 681 sekolah umum untuk siswa perempuan. Sedangkan perguruan tinggi pertama kali didirikan di kota ini adalah sekitar tahun 1949, dengan nama Kulliyyat al-Shar'ía, yang kemudian menjadi Fakultas Shar'iah dari Universitas King Abdul Aziz yang berada di Jeddah.[6]
Ø  Seni Bangunan yang Terkenal di Kota Makkah
Kota ini menjadi tujuan utama kaum muslimin dalam menunaikan ibadah haji, dimana pada kota ini terdapat sebuah bangunan utama yang bernama Masjidil Haram dengan Ka'bah di dalamnya. Masjidil Haram merupakan masjid yang terletak di Kota Makkah Al Mukharamah, yang dibangun mengelilingi Ka'bah, yang menjadi arah kiblat umat Islam dalam mengerjakan ibadah salat. Selain itu di masjid inilah salah satu rukun ibadah haji yang wajib dilakukan umat Islam yaitu tawaf, mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.[7] Sebagai kota suci umat Islam, berdasarkan hukum yang berlaku di Arab Saudi, bagi Non-Muslim tidak diijinkan memasuki kota Mekkah ini.[8]
B.  Madinah
Madinah merupakan salah satu propinsi Arab Saudi. Kota ini terletak di pantai barat laut merah, terletak 600 km di sebelah utara kota Makkah.[9] Madinah merupakan kota suci kedua dalam islam setelah Makkah dimana Nabi Muhammad SAW membentuk sebuah negara dan dimakamkan di kota ini.
Ø  Sejarah
Pada masa sebelum Islam berkembang, kota Madinah bernama Yatsrib, yang dikenal sebagai pusat perdagangan. Kebanyakan penduduknya merupakan keturunan Aramaik yang menganut agama Yahudi.[10] Kemudian ketika datang Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah, kota ini diganti namanya menjadi Madinah sebagai pusat perkembangan Islam sampai beliau wafat dan dimakamkan di sana. Selanjutnya kota ini menjadi pusat kekhalifahan sebagai penerus Nabi Muhammad. Terdapat tiga khalifah yang memerintah dari kota ini yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan. Pada masa Ali bin Abi Thalib pemerintahan dipindahkan ke Kufah di Irak karena terjadi gejolak politik akibat terbunuhnya khalifah Utsman oleh kaum pemberontak. Selanjutnya ketika kekuasaan beralih kepada bani Umayyah, maka pemerintahan dipindahkan ke Damaskus dan ketika pemerintahan berpindah kepada bani Abassiyah, pemerintahan dipindahkan ke kota Baghdad. Kini Madinah bersama kota suci Mekkah berada di bawah pemerintahan kerajaan Arab Saudi.[11]
Ø  Madinah Pusat Pendidikan Islam
Selain dikenal sebagai kota perkembangan islam, Madinah juga merupakan pusat pendidikan islam sejak masa Nabi Muhammad Saw. Banyak ulama dan cendekiawan islam yang muncul dari Madinah, di antaranya  Imam Malik.[12] Masjid Nabawi menjadi salah satu pusat pendidikan agama dari zaman nabi hingga sekarang. Perguruan tinggi yang terkenal di Madinah yaitu Medina Islamic University dan Thaiba University. Kedua Universitas ini menyediakan jurusan-jurusan keagamaan, seperti dakwah, syari’ah dan ushuludin. Selain itu juga terdapat lembaga pendidikan yang memiliki perhatian khusus terhadap Qur’an dan Hadis yang bertujuan untuk melahirkan ahli-ahli tafsir dan ahli hadis.[13]
Ø   Bangunan yang Terkenal di Kota Madinah
Madinah merupakan kota dimana berdiri tiga masjid tertua dalam islam, yaitu Masjid Nabawi, Masjid Quba dan Masjid al-Qiblatain. Karena kebijakan agama pemerintah Saudi dan kekhawatiran bahwa tempat-tempat bersejarah dapat menjadi fokus bagi penyembahan berhala, banyak warisan Islam fisik Madinah telah dihancurkan sejak awal pemerintahan Saudi. Wahhabisme Saudi adalah memusuhi setiap penghormatan yang diberikan tempat bersejarah penting karena takut bahwa hal itu dapat menimbulkan 'syirik'. Sebagai akibatnya, di bawah pemerintahan Saudi, Madinah telah menderita kerusakanwarisan fisik termasuk kehilangan banyak bangunan yang berusia lebih dari seribu tahun. Kritik ini digambarkan sebagai "vandalisme Saudi" dan menyatakan bahwa di Madinah dan Mekah selama dalam 50 tahun terakhir 300 situs bersejarah yang terkait dengan Muhammad, keluarganya atau sahabat telah hilang. Di Madinah, contoh situs-situs bersejarah yang dihancurkan adalah Masjid Salman al-Farsi, Masjid Raj'at ash-Shams, pemakaman Jannat al-Baqi, dan rumah Muhammad.[14]
C.  Baghdad
       Baghdad adalah ibukota Irak dan provinsi Baghdad. Baghdad adalah kota terbesar kedua di Asia Barat Daya setelah Teheran[15]. Baghdad berada diantara Sungai Tigris dan Sungai Eufrat.
Ø  Sejarah
       Kota ini dihuni oleh umat manusia sejak 4000 SM. Dahulu, kota tersebut menjadi bagian dari Babylonia kuno. Dan, sejak tahun 600 hingga 500 SM, secara bergantian dikuasai oleh Persia, Yunani, dan Romawi. Kata "baghdad" itu sendiri berarti "taman keadilan".
       Pentingnya Kota Baghdad menarik perhatian khalifah kedua, Umar bin Khatthab RA. Maka, diutuslah seorang sahabat bernama Saad bin Abi Waqqas untuk menaklukkan kota itu. Singkat cerita, penduduk setempat menerima agama Islam dengan sangat baik hingga agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW ini dipeluk oleh mayoritas masyarakat Baghdad.
       Dinasti Abbasiyah-lah yang kemudian membangun Kota Baghdad menjadi salah satu kota metropolitan di era keemasan Islam. Pembangunannya diprakarsai oleh Khalifah Abu Jafar Al-Mansur (754-775 M), yang memindahkan pusat pemerintahan Islam dari Damaskus ke Baghdad. Khalifah kedua dari Dinasti Abbasiyah itu, pada 762 M, menyulap kota kecil Baghdad menjadi sebuah kota baru yang megah.
       Pemilihan Baghdad sebagai pusat pemerintahan Dinasti Abbasiyah didasarkan pada berbagai pertimbangan, seperti politik, keamanan, sosial, serta geografis. Damaskus, Kufah, dan Basrah yang lebih dulu berkembang tak dijadikan pilihan lantaran di kota-kota itu masih banyak berkeliaran lawan politik Dinasti Abbasiyah, yakni Dinasti Umayyah yang baru dikalahkan[16].
       Dalam pembangunan kota Baghdad khalifah mempekerjakan ahli bangunan, terdiri dari  arsitektur, tukang batu, tukang kayu, ahli lukis, ahli pahat yang kesemuanya didatangkan dari Syria, Mosul, Bashrah dan Kufah yang berjumlah sekitar 100.000 orang[17]. Pembangunan yang menguras tenaga dan biaya yang banyak mampu menyulap Baghdad menjadi kota yang indah dan megah yang sarat filosofis.
Ø  Baghdad pusat peradaban dan pusat ilmu pengetahuan dunia
       Sejarah dan berbagai legenda menyebutkan bahwa zaman keemasan Baghdad terjadi selama masa kekhalifahan Harun al- Rasyid (786-809). Baghdad saat itu menjadi saingan satu-satunya bagi Bizantium. Kejayaannya berjalan seiring dengan kemakmuran kerajaan, terutama ibu kotanya. Saat itulah Baghdad menjadi “kota tiada bandingannya di seluruh dunia”[18].
       Baghdad dalam masa ini menjadi tonggak masa keemasan dalam sejarah islam. Dalam jaman itulah islam berkembang menjadi kebudayaan dunia. Seni, ilmu dan filsafat dari Iran, India, dan Yunani diselidiki, diterjemahkan dan diolah untuk kemudian dikembangkan sebagai hasil peradaban islam[19].
       Tak heran jika Philip K Hitti dalam Capital Cities of Arab Islam menyebut Baghdad sebagai kota intelektual. Karena, di sana lahir banyak intelektual Muslim agung yang mengembangkan ilmu pengetahuan, seperti bidang kedokteran, kimia, fisika, biologi, matematika, astronomi, astrologi, farmakolo-gi, gaografi, filsafat, historiografi, sastra, seni, tafsir, hadis, fikih, teologi, bahasa, dan tasawuf.
       Baghdad dijadikan sebagai ibukota kerajaan semasa pemerintahan Khalifah Islam Bani Abbasiyah. Bersilih ganti Khalifah sebagai pemerintah tertinggi dan di masa pemerintahan Khalifah Muhammad Abdul Aziz dan Harun Al Rasyid telah berhasil membawa Baghdad menjadi kota yang makmur, agung dan ternama. Inilah zaman keagungan atau zaman keemasan Baghdad sehingga menjadi pusat kebudayaan dan perdagangan dunia Islam yang ulung.
       Baghdad bertambah hebat ketika diperintah oleh Khalifah Al Ma'mun, sehingga menjadikan Kota Baghdad sebagai kota seni literatur, teologi, filosofi, matematika, dan ilmu pengetahuan lainnya sebagai faktor kejayaan di kota Baghdad. Pada masa Al-Ma’mun Baghdad memiliki perpustakaan yang dipenuhi dengan kitab-kitab ilmu pengetahuan. Perustakaan tersebut bernama Perpustakaan Baitul Hikmah.
       Pada masa Abbasiyah, di kota Baghdad juga berdiri akademi dan sekolah tinggi. Perguruan tinggi yang terkenal adalah perguruan an Nizhamiyah, didirikan oleh Nizamul Mulk (5 H) dan Perguruan Al Muntashir Billah (abad 7 H)
       Dari baghdad lahir karya-karya sastra yang indah. Diantaranya adalah Alfu Lailah wa Lailah (1001 malam). Dari kota ini lahir para ilmuwan, ulama, filsif, dan sastrawan terkenal, diantaranya : Al khawarizmi (tokoh astronomi dan matematika, penemu ilmu Aljabar), Al-Kindi (Filsuf Arab pertama), Imam al-Ghazali (ilmuwan dan ulama ternama).
       Kemajuan Baghdad di bidang ilmu pengetahuan tersebut berpengaruh besar pada kota-kota Islam lainnya, seperti Kairo, Basrah, Kufah, Damaskus, Samarkand, Bukhara, dan Khurasan (kini Iran). Para pelajar dari kota-kota itu berdatangan ke Baghdad untuk menuntut ilmu.
       Era Keemasan Dinasti Abbasiyah juga mencatat penemuan-penemuan dan inovasi penting yang sangat berarti bagi manusia. Salah satu diantaranya adalah pengembangan teknologi pembuatan kertas. Kertas yang pertama kali ditemukan dan digunakan dengan sangat terbatas oleh bangsa China berhasil dikembangkan oleh umat Muslim Era Abbasiyah, setelah teknologi pembuatannya dipelajari melalui para tawanan perang dari Cina yang berhasil ditangkap setelah meletusnya Perang Talas.
       Setelah itu kaum Muslim berhasil mengembangkan teknologi pembuatan kertas tersebut dan mendirikan pabrik kertas di Samarkand dan Baghdad. Hingga pada tahun 900 M di Baghdad terdapat ratusan percetakan yang mempekerjakan para tukang tulis dan penjilid untuk membuat buku. Perpustakaan-perpustakaan umum saat itu mulai bermunculan, termasuk perpustakaan peminjaman buku pertama sepanjang sejarah. Dari Baghdad teknologi pembuatan kertas kemudian menyebar hingga Fez dan akhirnya masuk ke Eropa melalui Andalusia pada abad 13M.
       Kejayaan kota itu berakhir ketika dihancurkan oleh bangsa Mongol di bawah komando Hulagu Khan dari Asia Tengah. Itu terjadi pada tahun 1258 M.
       Seluruh kekayaan kota, mulai dari bangunan istana, lembaga pendidikan, rumah sakit, masjid, rumah penduduk, hingga buku-buku di perpustakaan dihancurkan. Berselang seabad kemudian, Baghdad kembali diserang oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk (1336-1405 M). Sejak saat itu, kota ini secara bergantian dikuasai oleh Persia, Turki, dan Inggris.
Ø  Bangunan yang terkenal
       Pada era Hārūn al-Rashīd (170-194 H) para cendekiawan dan ilmuwan semakin banyak yang berdiam di Baghdad. Sang Khalifah-pun mendirikan Bayt al-Hikmah, baiknya sebuah akademi ilmiah yang menjadi pusat aktivitas keilmuan mulai dari penelitian penerjemahan sekaligus perpustakaan. Lembaga ini kemudian dikembangkan oleh Al-Ma’mūn dan mencapai puncaknya pada masa itu dibawah tanggungjawab Hunayn Ibn Ishāq. Al-Ma’mun juga menambahkan bangunan khusus sebagai sebuah observatorium untuk penelitian astronomi ke Bayt al-Hikmah.
       Bayt al-Hikmah-pun menjelma sebagai pusat kegiatan intelektual yang tidak tertandingi dimana penelitian ilmu-ilmu sosial maupun sains, meliputi metematika, astronomi, kedokteran, kimia, zoologi, geografi dan lain-lain dilakukan. Melalui lembaga ini pula berbagai buku penting (ummahāt al-kutub) warisan peradaban pra-Islam (Persia, India dan Yunani) diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, seperti buku – buku  PythagorasPlato, Aristoteles, HippocratesEuclidPlotinusGalenSushrutaCharakaAryabhatamaupun Brahmagupta. Maka tidak heran jika Philip K. Hitti menyatakan bahwa Bayt al-Hikmah merupakan lembaga keilmuan paling penting yang pernah dibangun peradaban manusia setelah Perpustakaan Alexandria yang didirikan sekitar paruh pertama abad ketiga sebelum Masehi. Dengan gerakan penerjemahan ini Baghdad menjadi sebuah kota yang mengoleksi berbagai karya keilmuan yang sangat agung[20].
       Diantara kemajuan ilmu pengetahuan sosial budaya yang ada pada masa Khalifah Dinasi Abbasiyah adalah seni bangunan dan arsitektur, baik untuk bangunan istana, masjid, bangunan kota dan lain sebagainya. Seni asitektur yang dipakai dalam pembanguanan istana dan kota-kota, seperti pada istana Qashrul dzahabi, dan Qashrul Khuldi, sementara bangunan kota seperti pembangunan kota Baghdad, Samarra dan lain-lainnya.
Khalifah Al-Mustanshir membangun Mustanseriya College terkenal di 1232. Ini dianggap sebagai perguruan tinggi universitas pertama di dunia Arab-Islam, bersama dengan perumahan perpustakaan universitas besar volume 80.000[21]
D.  Kairo
        Kairo adalah kota kontras, dengan pencakar-pencakar langit modern berdampingan dengan bangunan-bangunan Romawi kuno, pemakaman dari para Khalifah, benteng-benteng dan 260 buah masjid. Kairo, ibukota Mesir modern, terletak di atas sungai Nil.
Ø  Sejarah
        Khalifah Muiz segera mendirikan kota Kairo pada tahun 359 H. Kota ini dibangun diatas sebidang tanah seluas 170 ha. Dikelilingi oleh pagar batu bata yang berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisinya 1200 yard.
        Sejarah kota Kairo bermula dari penaklukan Islam atas Mesir oleh Amru bin Ash pada tahun 21 H. Sudah menjadi tradisi kaum muslimin untuk membangun ibu kota baru untuk setiap daerah yang mereka taklukan. Letak ibu kota itu mereka sesuaikan dengan kepentingan Islam.
        Amru bin Ash telah mendirikan kota Fusthath yang terletak disebelah utara benteng Babilion, tempat utara Amru bin Ash mendirikan kemah untuk pertama kali. Setelah pemeritah Islam berpindah ke dinasti Bani Abbas, mereka mendirikan ibukota baru yang terletak di arah timur laut dari kota Fusthath  dan mereka namai dengan Al-Hamra’ Al Qushwa.
        Setelah itu, Fadal bin Saleh mendirikan kota Askar. Hari demi hari kota  tersebut  semakin besar dan akhirnya menyatu dengan kota Fusthat. Pada tahun 256 H.Ahmad bin Thouloun pun membangun kota Qatha’i yang  penataanya mirip dengan kota Samara[22].

Ø  Bangunan bersejarah Kairo
        Belakangan, Kairo dikuasai oleh dinasti Fatimiah. Jauhar Shaqali, panglima perang Sejak awal, Kairo terkenal dengan keindahan bangunan-bangunannya. Pemerintahan dinasti Fatimiah, Ayubiah dan Mamalik, silih berganti membangunnya dengan arsitek yang paling bagus.
        Sepanjang sejarah, kota Kairo terus mengalami perluasan dan pembangunan, terutama pada masa pemerintahan sultan Salahuddin Al-Ayubi. Di antara monumen Islam yang ada di Kairo adalah mesjid jami’ Amru bin Ash dan mesjid Al Azhar. Kairo, kota Afrika pertama yang dimasuki Islam ini. Sepanjang sejarah terkenal dengan banyak mesjid, hingga biasa dijuluki dengan kota seribu menara. Disitu juga banyak dibangun pasar, rumah sakit, taman, perpustakaan dan madrasah-madrasah lama, terutama pada masa Salahuddin.
        Bangunan penting lain di bagian kota adalah: Hakimova masjid, madrasah dan makam Sultan Ghaurího, sejarah Mamluk House Beit Suhaj dan paling terkenal Kairo Al-Azhar Masjid. masjid ini dibangun pada 970 Pada 988 saat masjid didirikan universitas. Ini adalah universitas tertua yang masih berfungsi di dunia. Di jantung Kairo Islam adalah Afrika bazaar terbesar Bazaar Khan Al-Khalili. Di ujung utara yang merupakan sisa-sisa pasar utama 1382 Islam Cairo Pada tahun 1979 UNESCO World Heritage List. Na Mukkatám bukit terdapat sebuah benteng benteng luas, yang didirikan pada 1176 Di paruh kedua 19 benteng abad ke markas besar para penguasa Mesir. Karya yang paling menarik adalah masjid alabaster Benteng itu, Masjid Sultan an-Nasir Muhammad Masjid Sulaiman.
Dalšími tempat menarik di Kairo adalah sebuah situs arkeologi dari Heliopolis, Cairo Tower, Selatan Kota Mati, kota mati Utara, kota atau Koptik Masjid Ibnu Tulúnova. Menara Kairo adalah 186 m TV menara tinggi dan observasi. Menara ini mengambil bentuk sebuah bunga teratai[23]. Selatan Kota Mati awalnya kuburan. bangunan lokal adalah monumen tertua dari Kairo 11 untuk 13 abad. Paling menarik adalah masjid dengan makam Sayyid Nafis khalifah, makam penguasa Mesir, daerah masjid al-Cush Bass atau makam Imam abu-Šáfi'a. Dasar mati Utara terdiri dari tiga kompleks, yang terkubur Sultan malúčtí. Triwulan Kristen Koptik kota adalah di lapangan benteng mantan Babel. Kami menemukan Biara Yunani St. George dan Gereja Perawan Maria, Vol. Dan St Barbara. Sergio. Di Mesir Koptik adalah sinagog tertua Ben Ezra. Didirikan pada tahun 827 Ibnu Tulúnova masjid tertua di Kairo berfungsi masjid. Itu dibangun antara 876 dan 879
Kairo dan perkembangan keilmuan
        Kairo juga banyak menghasilkan tokoh-tokoh ilmuan terkenal dalam berbagai bidang. Dalam bidang hukum Islam terkenal Imam Syafi’i, Imam mazhad fikih terbesar, Lais bin Saad, imam penduduk Mesir dan Abul Qasim  Abdurrahman bin Abdullah, ahli sejarah, ilmu pengetahuan dan hadis.
        Dalam bidang linnguistik Arab terkenal Jalaluddin As-Suyuti yang terkenal dalam ilmu hadis, tafsir dan ilmu Alquran, Ibnu mandhur, pengarang kamus Lisanul Arab, Az-zubaidi, pengarang kamus Tajul Arus, Al-Maqrizi, Ibnu Hisyam, Ibnu Hajar dan lain-lain.
        Dalam bidang kedokteran terkenal Daud Al-Inthaki dan muwaffaquddin Abu nasr yang terkenal dengan Ibnu Ain Az-zirbi. Banyak juga muncul ilmuwan dalam bidang ilmu pasti dan alam. Seperti Ibnu Haisam dan Ibnu Tunus[24].













BAB III
KESIMPULAN

       Peradaban islam pernah berjaya pada kota-kota yang dibahas di atas merupakan bukti kajayaan islam yang pernah terjadi pada masa keemasan islam. Kota-kota yang telah diterangkan di atas merupakan sedikit dari banyaknya kota-kota islam yang maju  dari bukti kejayaan islam. Makkah dan Madinah terbukti menjadi tonggak peradaban pada masa Nabi Muhammad Saw dan khulafaur rasyidin. Sementara di baghdad, islam mencapai puncak keemasan peradaban baik dalam hal ilmu pengetahuan maupun ilmu agama dan sosial budaya. Sementara di Kairo menjadi bukti betapa kuatnya perbentengan islam dalam memepertahankan kekuasaannya dan kairo sebagai pusat pendidikan islam sekaligus dikenal sebagai negeri seribu menara. Oleh karena itu jika ditanya kota manakah yang paling menonjol maka jawabannya adalah setiap kota memiliki keunggulan masing-masing di masa kejayaannya masing-masing.
       Berikut ini adalah beberapa karakter dari kota-kota pusat peradaban islam; Makkah, Madinah, Baghdad dan Kairo.
1.      Makkah
a.       Makkah merupakan kota lahirnya agama islam dan tempat turunnya wahyu pertama.
b.      Makkah merupakan pusat ilmu pengetahuan agama islam.
Makkah menjadi pusat kajian ilmu-ilmu keagamaan, khususnya pusat kajian ilmu hadis dan fiqh. Para ulama Mujtahidin, seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Syafi’i dan Ibnu Hanbal, Ibnu Qayyim, Imam Nawawi, Ibnu Hajar al-Haitami, Ibnu Hajar al-Asqalani. Perguruan tinggi pertama kali didirikan di kota ini adalah sekitar tahun 1949, dengan nama Kulliyyat al-Shar'ía, yang kemudian menjadi Fakultas Shar'iah dari Universitas King Abdul Aziz yang berada di Jeddah.
c.       Di Makkah terdapat Masjidil Haram dengan bangunan ka’bah di dalamnya.
d.      Di zaman modern ini, di kota Makkah, berdasarkan hukum yang berlaku di Arab Saudi, bagi non-muslim tidak diijinkan masuk.
2.      Madinah
a.       Madinah adalah tempat pertama kali nabi Muhammad hijrah dan mendirikan sebuah negara.
b.      Madinah juga merupakan pusat pendidikan agama islam sebagaimana Makkah.
Madinah juga merupakan pusat pendidikan islam sejak masa Nabi Muhammad Saw. Banyak ulama dan cendekiawan islam yang muncul dari Madinah, di antaranya  Imam Malik.[25] Masjid Nabawi menjadi salah satu pusat pendidikan agama dari zaman nabi hingga sekarang. Perguruan tinggi yang terkenal di Madinah yaitu Medina Islamic University dan Thaiba University. Di Madinah terdapat tiga masjid tertua dalam islam, yaitu Masjid Nabawi, Masjid Quba dan Masjid al-Qiblatain.
3.      Baghdad
a.       Kota Baghdad menjadi salah satu kota metropolitan di era keemasan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah. Pembangunannya diprakarsai oleh Khalifah Abu Jafar Al-Mansur (754-775 M), yang memindahkan pusat pemerintahan Islam dari Damaskus ke Baghdad. Khalifah kedua dari Dinasti Abbasiyah itu, pada 762 M, menyulap kota kecil Baghdad menjadi sebuah kota baru yang megah.
b.      Zaman keemasan Baghdad terjadi selama masa kekhalifahan Harun al- Rasyid (786-809). Baghdad saat itu menjadi saingan satu-satunya bagi Bizantium
c.       Baghdad disebut sebagai kota intelektual. Karena, di sana lahir banyak intelektual Muslim agung yang mengembangkan ilmu pengetahuan, seperti bidang kedokteran, kimia, fisika, biologi, matematika, astronomi, astrologi, farmakologi, gaografi, filsafat, historiografi, sastra, seni, tafsir, hadis, fikih, teologi, bahasa, dan tasawuf.
d.      Pada masa Abbasiyah, di kota Baghdad juga berdiri akademi dan sekolah tinggi. Perguruan tinggi yang terkenal adalah perguruan an Nizhamiyah, didirikan oleh Nizamul Mulk (5 H) dan Perguruan Al Muntashir Billah (abad 7 H)
e.       Bayt al-Hikmah merupakan lembaga keilmuan paling penting didirikan pada masa al-Ma’mun. Baghdad menjadi sebuah kota yang mengoleksi berbagai karya keilmuan yang sangat agung.
f.       Kejayaan kota itu berakhir ketika dihancurkan oleh bangsa Mongol di bawah komando Hulagu Khan dari Asia Tengah. Itu terjadi pada tahun 1258 M. Seluruh kekayaan kota dihancurkan.

4.      Kairo
a.       Sepanjang sejarah, kota Kairo terus mengalami perluasan dan pembangunan, terutama pada masa pemerintahan sultan Salahuddin Al-Ayubi. Di antara monumen Islam yang ada di Kairo adalah mesjid jami’ Amru bin Ash dan mesjid Al Azhar. Kairo, kota Afrika pertama yang dimasuki Islam ini. Sepanjang sejarah terkenal dengan banyak mesjid, hingga biasa dijuluki dengan kota seribu menara. Disitu juga banyak dibangun pasar, rumah sakit, taman, perpustakaan dan madrasah-madrasah
b.      Kairo juga banyak menghasilkan tokoh-tokoh ilmuwan terkenal dalam berbagai bidang. Dalam bidang hukum Islam terkenal Imam Syafi’i, Imam mazhad fikih terbesar. Dalam bidang linnguistik Arab terkenal Jalaluddin As-Suyuti yang terkenal dalam ilmu hadis, tafsir dan ilmu Alquran. Dalam bidang kedokteran terkenal Daud Al-Inthaki. Ilmuwan dalam bidang ilmu pasti dan alam, seperti Ibnu Haisam dan Ibnu Tunus.
c.       Bangunan penting lain di bagian kota adalah: Hakimova masjid, madrasah dan makam Sultan Ghaurího,dan paling terkenal Kairo Al-Azhar Masjid. masjid ini dibangun pada 970. Pada 988 didirikan universitas Al-Azhar. Ini adalah universitas tertua yang masih berfungsi di dunia.


[1]Zuhairi Misrawi, Makkah; Kota Suci, Kekuasaan dan Teladan Ibrahim (Jakarta: Kompas, 2009), 129.
[2]http://id.wikipedia.org/wiki/Mekkah  (diakses tanggal 16 Mei 2011)
[3]Ibid.
[4] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Amzah, 2009), 282.
[6] C. Edmund Bosworth, Historic Cities of  The Islamic World ( Leiden: Brill, 2007), 377.
[7] http://id.wikipedia.org/wiki/Mekkah
[8] Peters, Francis E, The Hajj: The Muslim Pilgrimage to Mecca and the Holy Places (Princeton: Princeton University Press, 1994), 206.
[9] Amrullah Kandu, Ensiklopedi Dunia Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 434.
[10]Philip K. Hitti, History of The Arabs,(Jakarta: Serambi, 2010), 131.
[11] Amrullah Kandu, Ensiklopedi, 435.
[12]Ibid.
[13]Zuhairi Misrawi, Madinah; Kota Suci, Piagam Madinah dan Teladan Muhammad Saw. (Jakarta: Kompas, 2009), 289.
[14] http://en.wikipedia.org/wiki/Medina (diakses tanggal 16 Mei 2011)
[15] Amrullah Kandu, Ensiklopedi, 339.
[16] Kilau Baghdad di Era Abbasiyah   Bataviase.co.id
[17] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, 284.
                [18] Philip K. Hitti, History of The Arabs , 375.
                [19] Soekmono, (Yogyakarta: Kanisius, 1981), 19.
[25]Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar